Wednesday, 21 November 2012

Gadget Transparan Jadi Tren di Masa Depan

Gadget Transparan Jadi Tren di Masa Depan
gopego.com: Seperti dilaporkan harian TGdaily, Yi Cui, salah seorang ilmuwan di Stanford University mengatakan ia memimpikan sebuah iPhone transparan. Bukan sesuatu yang mustahil karena pada akhirnya Cui bisa mewujudkannya walau masih dalam skala kecil: sebuah baterai transparan.

Saat ini telah ada sejumlah gadget yang didesain dalam wujud transparan. Barang-barang seperti bingkai foto digital dan keyboard ponsel adalah contohnya, tapi semua gadget itu tetap saja kekuatannya berasal dari baterai standar yang sama sekali tidak transparan.

Karena berbagai komponen penting tidak bisa benar-benar dibuat transparan, maka Cui dan timnya membutuhkan cara untuk menciptakan sebuah baterai yang memungkinkan komponen lain yang berukuran lebih kecil di dalamnya bisa terlihat.

“Jika ada sebuah benda berukuran lebih kecil dari 50 mikron, maka mata Anda akan merasa benda itu seperti transparan,” kata mahasiswa pascasarjana Yuan Yang.

Yang dan Cui kemudian menyusun sebuah kerangka yang menyerupai jala untuk menempatkan elektroda baterai, dengan masing-masing ‘garis’ di dalam grid hanya memiliki lebar 35 mikron. Karena setiap baris sangat tipis, maka semua area rangkaian terlihat transparan.

Dua orang itu kemudian berhasil menciptakan suatu senyawa, berwujud transparan dan sedikit kenyal yang dikenal sebagai polydimethylsiloxane (PDMS) untuk grid tersebut di atas.

“PDMS cukup murah, dan sudah digunakan dalam bedah plastik dan lensa kontak,” kata Yang. “Tapi itu tidak konduktif, jadi kami harus menambahkan logam ke dalamnya untuk membuatnya konduktif.”

Selanjutnya, Yang mengembangkan substansi transparan khusus yang akan ia sisipkan di antara elektroda. Dia memodifikasi sebuah elektrolit gel untuk membuatnya berfungsi sebagai elektrolit maupun separator. Hal itu dilakukan dengan cara menumpuk lapisan yang menyusun baterai.

Selama gridlines bisa cocok secara akurat, maka baterai yang tercipta akan berwujud transparan; 62%-nya bisa ditembus cahaya. Sementara sekitar 60% berhasil transparan bahkan dengan tiga sel penuh yang ditumpuk satu sama lain.  Namun hal tersebut sayangnya hanya memiliki kekuatan setengah dari baterai yang berbahan lithium-ion.

“Kepadatan energi masih lebih rendah dibanding baterai lithium,” kata Yang. “Itu setara dengan baterai berbahan nikel-kadmium.”

Tapi Yang dan Cui percaya bahwa kemajuan dalam ilmu material nantinya akan mampu memperbaiki hal tersebut. Dan karena ada kesempatan untuk menjadi komersial maka Cui-pun mengajukan hak paten dari apa yang ia ciptakan bersama timnya itu.

“Biaya yang dikeluarkan bisa sama dengan baterai biasa, terutama jika kita menggunakan logam biaya rendah sebagai pengumpul arus, tidak ada alasan untuk dijual mahal,” jelas Cui.
0 Comments
Tweets
Komentar

No comments:

Post a Comment